Senin, 16 Oktober 2023

QRIS Cross-Border sebagai Model Bisnis Pembayaran Digital Dukung Konektivitas dan Inklusivitas Antar Negara

Oleh: Dr. Yesi Hendriani Supartoyo, MSi*

*Peneliti di Pusat Riset Ekonomi Makro dan Keuangan – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Indonesia


Bank Indonesia bersama Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) telah mengeluarkan standard Quick Response (QR), sebagai fasilitas pembayaran digital yang memudahkan proses transaksi baik bagi pemilik usaha maupun konsumen. Standard QR untuk semua tersebut dikenal dengan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).

Standardisasi QR Code diperlukan untuk mencegah fragmentasi industri. Standar tunggal QR Code akan mengefisienkan penyedia barang dan jasa (merchant) serta konsumen. Untuk mendukung implementasi QRIS, Bank Indonesia telah menerbitkan Peraturan Anggota Dewan Gubernur (PADG) No.21/18/ PADG/2019 tentang Implementasi Standar Nasional Quick Response Code untuk Pembayaran.

Namun, satu hal yang perlu dipahami bahwa QRIS bukan aplikasi melainkan fitur kanal pembayaran yang sudah embedded di aplikasi mobile banking/payment. Jadi, pada dasarnya QRIS sudah terintegrasi di dalam aplikasi.

Dukungan untuk QRIS juga telah dilakukan oleh berbagai penyelenggara baik dari bank maupun non-bank. Pasalnya, QRIS merupakan salah satu dari model bisnis utama pada pembayaran digital di tanah air. Kaitannya dengan langkah aplikatif sistem pembayaran nasional di era digital, Bank Indonesia terus berkomitmen menerapkan langkah praktis diantaranya melalui penyusunan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025.

Manfaat Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS)

Guna mewujudkan visi Sistem Pembayaran Indonesia 2025, diperlukan inovasi untuk mendukung pengembangan ekonomi dan keuangan digital. Maka, QRIS menjadi salah satu bagian dari inisiatif Sistem Pembayaran Ritel. QRIS diperlukan untuk memperluas akseptasi pembayaran nontunai nasional secara lebih efisien.

QRIS dapat menghubungkan transaksi non tunai dengan beragam sumber dana baik tabungan, kartu debet/kredit dan uang elektronik dengan limit per transaksi mencapai puluhan juta rupiah. Caranya pun sangat mudah yaitu cukup dengan memindai kode QR dengan menggunakan smartphone. Dengan karakteristik tersebut, QR Code membuka peluang yang lebih lebar bagi efisiensi ekonomi serta inklusi ekonomi dan keuangan.

Berdasarkan data ASPI per Maret 2023, pada bulan Desember 2022 terdapat sekitar 128 juta transaksi yang menggunakan QRIS di seluruh Indonesia, dengan nilai mencapai Rp12,2 triliun. Bahkan secara akumulatif, sepanjang tahun 2022 volume transaksi QRIS secara nasional mencapai 1 miliar transaksi. Ini adalah angka yang fantastis!

dok: https://databoks.katadata.co.id/

Selang empat tahun terakhir sejak diluncurkan pada 2019 silam, QRIS memberikan ragam keuntungan. Bagi merchant/pedagang yang menggunakan QRIS, keuntungan yang diperoleh yaitu: 1) Mendorong rantai pembayaran digital dari hulu ke hilir sehingga lebih cost effective dan menghemat biaya pengelolaan uang tunai; 2) Membangun credit profile untuk kemudahan dalam mendapatkan pinjaman; 3) Cara bayar yang higienis; 4) Transaksi tercatat dan langsung masuk rekening sehingga mudah dimonitor dan diawasi oleh Perusahaan; 5) Tidak perlu uang kembalian, bebas risiko pencurian dan uang palsu; 6) Mengikuti tren sehingga meningkatkan penjualan; dan 7) Murah dan bebas biaya bagi usaha mikro.

Selain itu, bagi pengguna/customer keuntungan yang diperoleh karena menggunakan QRIS adalah: 1) Cara pembayaran kekinian yang praktis; 2) Pengeluaran tercatat; 3) Aman, penyelenggara pasti berijin dan diawasi Bank Indonesia; 4) Cepat dan nyaman; 5) Efisien, cukup pakai aplikasi favorit; dan 6) Media bayar non-tunai ke pemerintah, membantu pelaku UKM dan akselerasi ekonomi keuangan digital.

Capaian QRIS sebagai Metode Pembayaran Digital Skala Nasional

Berdasarkan laporan East Ventures-Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2023, disebutkan bahwa pilar keuangan meningkat seiring dengan meningkatnya indikator Indeks Inklusi Keuangan dan adopsi E-wallet sebagai metode pembayaran di beberapa provinsi di tanah air secara signifikan. Hal ini diduga dipengaruhi oleh penerapan pembayaran nontunai seperti QRIS di pasar tradisional. Survei konsumen EV-DCI 2023 menunjukkan bahwa QRIS/kode QR merupakan salah satu metode pembayaran yang paling banyak digunakan (sebesar 31 persen).

Hingga triwulan III 2022, jumlah merchant QRIS di Provinsi Jawa Barat mencapai 4.5 juta (20.8 persen jumlah nasional). Selanjutnya, Bank Indonesia mencatat implementasi QRIS di Provinsi Jawa Timur mencapai 2.3 juta total merchant yang didominasi UMKM (97.5 persen).

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat juga berupaya memperluas elektronifikasi transaksi belanja dan pendapatan, diantaranya melalui penggunaan QRIS. Hal yang sama juga dilakukan oleh pemerintah di Papua Barat dimana pada pertengahan 2022, pemerintah daerah telah meresmikan sejumlah kanal pembayaran elektronik, antara lain pembayaran pajak daerah dan peresmian dua pasar Modern QRIS.

Di Provinsi Sulawesi Tenggara, transaksi digital terus meningkat. Per November 2022, pengguna QRIS UMKM di Sulawesi Tenggara mencapai lebih dari 100 ribu. Selain itu, di Provinsi Gorontalo, pemerintah daerah telah menyelenggarakan Gebyar UMKM Gorontalo yang berfokus dalam menampilkan produk unggulan dan sosialisasi Scan QRIS via Mobile Banking (SIMBA) untuk mengakselerasi keuangan digital.

QRIS Cross-Border Dukung Konektivitas Pembayaran Digital Antar Negara


Cakupan standardisasi instrumen dan layanan sistem pembayaran kedepannya terus diperluas. Implementasi QRIS akan terus diperkuat untuk mendorong interoperabilitas dan efisiensi ekonomi. Sejak awal, QRIS dikembangkan menggunakan standar European Master Visa Co (EMV Co) yang memungkinkan interoperabilitas domestik dan internasional.

Hal ini lantas mendukung upaya Bank Indonesia guna mengembangkan konektivitas pembayaran lintas negara melalui sistem pembayaran dengan melakukan ujicoba QRIS Cross-Border (QRIS Antar Negara). Pada 2021 silam, langkah piloting telah dilakukan dengan negara Thailand.

Berdasarkan analisis data Global Financial Inclusion Index (Findex) 2021, diperoleh gambaran berdasarkan indikator pembayaran digital, bahwa negara Thailand memang memiliki porsi terbesar dari segi prosentase pembayaran digital.

dok: Global Findex 2021, diolah

Saat ini implementasi QRIS Cross-Border terus diperluas jangkauannya dengan negara ASEAN lainnya, yaitu Malaysia, Singapura, dan Filipina. Ini merupakan perwujudan langkah nyata Indonesia sebagai bagian dari Keketuaan ASEAN 2023. Dimana Indonesia mengusung tema Epicentrum of Growth dan kepemimpinan ini menargetkan tercapainya 16 Priority Economic Deliverables yang kemudian dikelompokkan ke dalam 3 Strategic Thrusts diantaranya adalah tentang Digital Economy.

Upaya pengembangan QRIS Cross-Border merupakan bagian dari fasilitas intermediasi dan saluran distribusi keuangan. Digitalisasi sistem pembayaran QR Cross-Border dan fast payment dengan pembayaran mata uang lokal bertujuan antara lain untuk mendukung ekonomi keuangan digital secara nasional. Adapun model bisnis yang digunakan adalah Switching-to-Switching dengan negara-negara yang memiliki kerjasama pembayaran menggunakan QR.

Berkenaan dengan hal tersebut, berdasarkan Supartoyo (2023, unpublished paper), yang merupakan studi tentang analisis empiris terkait inklusi keuangan di Negara-negara ASEAN. Studi ini berupaya melihat hubungan korelasional beberapa indikator yaitu rekening mobile money, kepemilikan telepon genggam dan kartu debit terhadap jumlah kepemilikan rekening.

Penulis mengolah data dari Findex 2021 dan memperoleh hasil empiris bahwa kepemilikan kartu debit, rekening mobile money, dan kepemilikan telepon genggam memiliki hubungan yang positif terhadap peningkatan kepemilikan rekening di Negara ASEAN. Artinya, ketika kepemilikan kartu debit, rekening mobile money, dan kepemilikan telepon genggam meningkat, maka rekening di negara-negara ASEAN juga akan meningkat.

Hasil analisis ini tentu sejalan dengan upaya QRIS Cross-Border dalam mendukung ekosistem ekonomi keuangan digital. Dimana QRIS Cross-Border sebagai bagian dari pembayaran digital yang terkait erat dengan kepemilikan smartphone dan rekening mobile money.

Indikator-indikator ini yang kemudian berperan terhadap upaya peningkatan keuangan inklusif. Jadi, sejalan dengan yang disampaikan oleh Presiden Republik Indonesia melalui Lampiran Pidato Kenegaraan 2023, bahwa digitalisasi turut mendorong inklusi keuangan dengan memberikan kemudahan akses layanan keuangan secara daring kepada masyarakat.

Praktik Baik: Implementasi QRIS Cross-Border di Bangkok, Thailand

Pada Juni 2023 silam, penulis berkesempatan mengunjungi Bangkok-Thailand, dalam rangka perjalanan dinas. Penulis memutuskan untuk melakukan uji coba QRIS Cross-Border di Bangkok. Penulis lalu mengunjungi salah satu outlet/merchant yang berlokasi di Bandara Don Mueang, Bangkok dan melakukan pembayaran dengan menggunakan QRIS di aplikasi DANA. Menariknya, ketika hendak melakukan pembayaran, saldo DANA yang dimiliki dalam Rupiah serta estimasi total harga produk belanja langsung terkonversi ke mata uang lokal negara yang bersangkutan (Baht, mata uang Thailand). Hal ini tentu sangat memudahkan baik dari segi efisiensi maupun efektivitas. Karena, di satu sisi customer tidak perlu melakukan penukaran mata uang asing, dan pembayaran dapat dilakukan secara non tunai (cashless). Dari perspektif rasa nasionalisme, tentu penulis merasa sangat bangga karena nilai mata uang Rupiah memiliki bargaining position dan penulis merasa memperoleh keadilan secara digital. Program ini harus didukung sepenuh hati! QRISnya satu, menangnya banyak!

dok: pribadi

dok: pribadi



Referensi:

Rabu, 12 April 2023

Komitmen MyRepublic dan Jaringan PRIMA Berikan Layanan Adopsi Penetrasi Internet Terbaik

dok: pribadi (data diolah)

Tak dapat dipungkiri bahwa dampak dari akselerasi pandemi adalah munculnya penetrasi internet yang semakin besar. Data menunjukkan bahwa Indonesia mengalami tren peningkatan secara eksponensial kaitannya dengan adopsi internet di tanah air. Di satu sisi hal ini menunjukkan kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan sektor digital dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan data pilar adopsi TIK dalam kaitannya untuk optimalisasi daya saing, maka terlampir sebaran data pelanggan internet fixed broadband dan pengguna internet di tanah air.

dok: pribadi (data diolah)

Akses internet kian menjadi kebutuhan dasar bagi tiap orang. Tidak terkecuali bagi mereka yang memiliki keterbatasan jaringan internet di wilayah terpencil sehingga kesulitan memperoleh akses layanan internet. Situasi seperti ini lantas menjadi hambatan yang perlu diperhatikan oleh pemerintah maupun stakeholder terkait guna menciptakan pelayanan modern berbasis digital.

Penyediaan layanan akses internet bagi layanan publik maupun komunitas akhirnya terus diupayakan peningkatannya. Buktinya, dalam upaya penyediaan akses internet tersebut hingga tahun 2021 tercatat bahwa pemerintah telah menydiakan akses internet baru di sekitar 15 ribu lokasi di tanah air. Pada tahun 2022, pemerintah juga terus melanjutkan penyediaan akses internet di wilayah non komersial.

Pengguna internet di Indonesia diperkirakan mencapai 202,6 juta jiwa. Hal ini menjadi kunci pertumbuhan ekonomi digital. Besarnya porsi penduduk yang menggunakan internet mendorong percepatan adaptasi digital. Internet menjadi kebutuhan baik untuk keperluan domestik, layanan publik maupun bisnis.

Indonesia mengalami peningkatan akses internet dan frekuensi penggunaan internet beberapa waktu belakangan ini. Kendati demikian, Indonesia masih harus meningkatkan infrastruktur TIK berupa kecepatan mobile dan fixed broadband. Oleh karenanya diperlukan dukungan multipihak kaitannya dengan optimalisasi layanan internet di tanah air.

MyRepublic Indonesia menjadi salah satu penyedia layanan internet terbaik dengan teknologi terbaik full fiber optic, speed up to 500Mbps dan unlimited sepuasnya. Produk yang dimiliki antara lain: Paket internet fiber; Paket combo internet + TV; dan Paket internet bisnis SME.

Menurut laporan Speedtest, MyRepublic merupakan salah satu provider wifi atau penyedia koneksi internet fixed broadband tercepat di Jakarta pada akhir tahun 2021. MyRepublic memiiki median kecepatan unduh 32,47 Mbps dan kecepatan unggah 25,46 Mbps.

dok: https://databoks.katadata.co.id/

Menjadi menarik juga karena MyRepublic menjadi bagian dari PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSS) yang fokus pada bidang teknologi. MyRepublic adalah merek dagang untuk jasa penyediaan internet dan TV berbayar yang dikelola oleh PT Innovate Mas Indonesia dan PT Eka Mas Republik. MyRepublic diantaranya menyediakan paket internet rumah dengan jaminan kualitas internet terbaik.

dok: https://myrepublic.co.id/

Sejalan dengan visi untuk menjadi aset kebanggaan bangsa Indonesia. MyRepublic memiliki misi: 1) Menyediakan jasa layanan Internet dan Pay TV yang cepat dan handal untuk keluarga dan bisnis di Indonesia; 2) Menjalankan usaha dengan prinsip Green Company and Good Governance; dan 3) Memberikan layanan terbaik dan keamanan data kepada para pelanggan

Berangkat dari filosofi MyRep – MyPride, MyRepublic mengusung konsep: Winning Concept, Winning System, Winning Team. Kebijakan mutu perusahaan juga menjadi bentuk komitmen dan tanggung jawab yang dikedepankan oleh pihak MyRepublic, diantaranya adalah menyediakan layanan koneksi internet yang terjamin kecepatannya, kualitas dan kehandalannya dengan biaya yang kompetitif.

Selanjutnya, upaya adopsi internet menjadi semakin mudah lantaran adanya kemudahan layanan pembayaran dimana MyRepublic berkolaborasi dengan PT Rintis Sejahtera (Jaringan PRIMA) sebagai payment gateaway MyRepublic. Jaringan PRIMA melalui PRIMA Payment Solution yaitu layanan yang memberikan kemudahan pembayaran online melalui pelbagai channel yang terhubung dengan Jaringan PRIMA, berupaya memberikan pelayanan yang optimal melalui layanan pembayaran. MyRepublic menjadi salah satu mitra biller untuk bidang bisnis internet and paid TV. Sehingga bayar tagihan dan bayar internet mudah berkat Jaringan PRIMA.


Jaringan PRIMA juga mendukung komitmen MyRepublic untuk fiberisasi Indonesia, yaitu upaya modernisasi jaringan yang dilakukan dengan menghubungkan BTS melalui jalur fiber. Mengingat saat ini fokus MyRepublic adalah pada ekspansi dan komitmen untuk melakukan fiberisasi di 60 kota baru di tanah air. Hal ini guna menyediakan layanan internet berkualitas untuk seluruh masyarakat Indonesia. Langkah baik ini perlu mendapat dukungan penuh demi terciptanya keadilan digital bagi seluruh rakyat Indonesia.

Referensi:
Cat: tulisan diikutsertakan dalam MyRepublic Blog Competition Bersama Jaringan Prima

dok: https://myrepublic.co.id/

Kamis, 30 Maret 2023

Aplikasi M-Syariah: Inovasi Digital Banking Hadapi Tren Megashift Industry

dok: https://www.freepik.com/

Industri perbankan di tanah air saat ini tengah menghadapi Megashift Industry, tidak terkecuali perbankan syariah. Pergeseran ini mencakup beberapa tingkatan yaitu: 1) Tingkat Mega (perubahan) yaitu dari segi regulasi, sosial, ekonomi dan lainnya; 2) Tingkat Makro (persaingan) yaitu perubahan yang menghasilkan peta baru di era pandemi; dan 3) Tingkat Mikro (pelanggan) yaitu perubahan atas dasar perilaku konsumen.

Strategi untuk menghadapi Megashift Industry ini antara lain adalah melalui kemampuan beradaptasi, berinovasi, dan berkolaborasi dengan baik. Hal ini menjadi kunci utama bagi para pelaku industri khususnya di perbankan syariah agar dapat bertahan dan menghadapi perubahan. Mengingat saat ini masyarakat mulai berubah, dan hal ini dibarengi dengan pergeseran tren.

Global Islamic Finance Report 2019 melansir bahwa Indonesia menempati peringkat satu dunia dalam pengembangan keuangan syariah, dengan skor 81,93. Selain itu Salaam Gateway menyampaikan bahwa Indonesia juga menempati posisi teratas jumlah fintech syariah terbanyak di dunia sepanjang tahun 2021. Jumlahnya mencapai 61 fintech syariah atau sekitar 16,27 persen dari total fintech syariah global. Hal ini tentu menjadi peluang bagi ekosistem digital dan perbankan syariah di tanah air.

Langkah mudah bagi saya sebagai seorang muslim untuk berkontribusi dan berpartisipasi dalam ekosistem digital dan perbankan syariah diantaranya adalah dengan menggunakan produk perbankan syariah. Pertama-tama, saya membuka rekening Tabungan Berkah Digital (Tabungan Berkah Utama) di PT Bank Mega Syariah melalui aplikasi M-Syariah. Aplikasi ini sendiri merupakan aplikasi mobile banking pertama dan diklaim sebagai satu-satunya yang dapat melakukan pembukaan rekening tanpa perlu melakukan Video Call dan datang ke kantor cabang,... dan saya telah membuktikannya. 


Inovasi digital onboarding pada aplikasi M-Syariah memungkinkan pembukaan tabungan menjadi singkat bahkan hanya dalam hitungan menit. Hal ini merupakan implementasi dari konsep “Easy Sharia Life” yang ditawarkan oleh pihak PT Bank Mega Syariah. PT Bank Mega Syariah sendiri adalah perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang Perbankan Syariah. Adapun tabungan Berkah Digital (Digiberkah) ini sudah sesuai prinsip syariah dengan akad Mudharabah Mutlaqah. Cukup dengan setoran awal Rp 50 ribu maka kita sudah dapat memiliki tabungan Digiberkah.

Bagi saya pribadi, hal ini sangat memudahkan apalagi di era pandemi seperti saat ini, karena saya tidak perlu datang langsung ke bank. Cukup berada di rumah dan menyediakan kartu identitas seperti KTP, maka saya dapat membuka rekening tabungan syariah secara online. Sehingga saya resmi menyandang status sebagai insan BMS!

Notifikasi aktivasi rekening tabungan melalui WA (dok: pribadi)


Tampilan dashboard M-Syariah (dok: pribadi)

Aplikasi M-Syariah juga sangat membantu saya dalam melakukan ragam pembelian. Misalnya, pembelian paket data, isi pulsa, isi E-Wallet, pembayaran infaq, dan transfer dana. Berikut contoh transaksi yang saya lakukan melalui aplikasi M-Syariah:

Pembelian paket data

dok: pribadi


Isi pulsa

dok: pribadi


Isi E-Wallet

dok: pribadi


Pembayaran infaq

dok: pribadi

Transfer dana

dok: pribadi


Konsep inilah yang kemudian dikenal sebagai “Digital Banking”. Sebagaimana disampaikan dalam Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019-2024 bahwa Perbankan Digital merupakan salah satu produk yang mendukung proses value chain perbankan syariah dalam ekosistem digital. Ini merupakan peluang, karena Digital Banking juga dapat dimanfaatkan oleh perbankan syariah tidak terkecuali PT Bank Mega Syariah dalam mempermudah layanan kepada nasabah/masyarakat.

Digital Banking menjadi pilihan saat ini. Bank Indonesia melansir bahwa transaksi perbankan digital pada tahun 2020 nilanya terus tumbuh sebesar 20,82 persen (yoy) mencapai Rp 3,76 kuadriliun. Transaksi ekonomi dan keuangan digital didukung oleh akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring, perluasan dan kemudahan sistem pembayaran digital, serta tentunya akselerasi digital banking. Hal ini mendorong inovasi digital dan ekosistem ekonomi digital di tanah air.

Finder.com melansir melalui hasil surveinya bahwa pemilik rekening bank digital di Indonesia menjadi yang terbanyak kedua di dunia. Sebanyak 47.722.913 atau setara 25 persen masyarakat tercatat mempunyai akun rekening di Digital Banking pada tahun 2021. Bahkan diproyeksikan kedepan sekitar tiga tahun dari sekarang, bahwa pengguna Digital Banking di Indonesia akan mencapai 39 persen atau sekitar 74.785.062 orang akan memiliki akun rekening di Digital Banking pada tahun 2026. Wow!

Survei Populix juga menyatakan bahwa penggunaan layanan Digital Banking terus berkembang di tanah air. Alasannya beragam, mayoritas sebesar 75 persen responden menilai layanan Digital Banking praktis dan 74 persen menganggap layanannya mudah digunakan. Selanjutnya sebesar 67 persen responden menggunakan layanan Digital Banking karena hemat waktu, 65 persen karena banyaknya fitur, dan 62 persen menganggap Digital Banking memudahkan nasabah untuk melacak pengeluaran. Serta, sebesar 61 persen yang menggunakan Digital Banking karena terintegrasi dengan e-wallet, dan 56 persen karena terintegrasi dengan e-commerce.

Oleh karenanya, PT Bank Mega Syariah perlu bersinergi dalam memperkuat pasar uang antar bank berdasarkan prinsip syariah. Sebagaimana dilansir Detik.com (baca: disini) bahwa PT Bank Mega Syariah telah menandatangani kerjasama terkait transaksi Sertifikat Pengelolaan Dana Berdasarkan Prinsip Syariah (SIPA) dengan  bank-bank syariah lainnya. Ragam penghargaan juga telah diperoleh oleh PT Bank Mega Syariah misalnya dengan meraih predikat “2nd The Best” untuk kategori Sharia Bank Company-Buku 2 oleh Economic Review.

Beragam peluang dan inovasi produk telah disediakan oleh PT Bank Mega Syariah diantaranya melalui aplikasi M-Syariah. Tentunya akan sangat memudahkan kita sebagai pengguna. Yuk, download aplikasi M-Syariah sekarang juga dan buka tabungan syariah secara online melalui aplikasi M-Syariah dan nikmati beragam fitur inovasi digital lainnya. Dijamin mudah, murah dan insyaAllah berkah. Buka rekening tabungan syariah disini, atau silahkan langsung scan barcode berikut ini:



Referensi:

cat: tulisan diikutsertakan dalam Mega Syariah Blog Competition 2023