Minggu, 31 Juli 2016

Jejak Mahakarya Bali, Cerminan Pilar Jiwa Indonesia yang Tersembunyi

Juli 2013, kali pertama menjejakkan kaki di Pulau Dewata. Pulau yang terkenal seantero negeri hingga mancanegara. Panorama alamnya tiada terbantahkan dan menjadi saksi atas melimpahnya kekayaan alam negeri bumi pertiwi Indonesia Raya. Seakan menegaskan bahwasanya jejak Maha karya terpatri di tempat ini.


Bali menjadi cerminan pilar jiwa Indonesia. Hal ini tampak dari kegigihan, keteguhan, kesabaran dan jiwa gotong royong yang ditampilkannya. Unsur Tri Hita Karana merupakan implementasi keyakinan dan kepercayaan sebagai bentuk sinergi dan kolaborasi antar makhluk. Hubungan yang harmonis antar manusia, lingkungan dan alam semesta serta Tuhan Sang Maha Pencipta terjalin dengan rapi dan baik adanya.

dok: pribadi

Bicara soal kegigihan, maka masyarakat Bali tidak perlu diragukan lagi. Masyarakat Bali sangat gigih dalam bekerja. Hal ini dibuktikan melalui kunjungan lapang saya ke Pasar Pakraman. Saat itu siang cukup terik dan pasar mulai lengang. Saya mendapati pasar yang rapi dan terjaga kebersihannya. Tidak hanya itu, limbah pasar juga ternyata diolah saat itu juga dan pengolahannya berlokasi dalam pasar Pakraman sendiri. Ada ruangan khusus di sudut pasar yang menyediakan alat pengolah limbah pasar untuk kemudian dihancurkan. Sinergi hubungan antar manusia dengan lingkungan benar diejawantahkan melalui kegigihan setiap masyarakatnya. Salut! 

dok: pribadi

Masih mempertanyakan soal keteguhan masyarakat Bali? Alangkah baiknya menyimak terlebih dahulu prinsip yang dipegang teguh oleh mereka. Adapun tingkah laku yang ditampilkan memberikan gambaran keteguhan dan mengajarkan nilai-nilai konsistensi dan keselarasan dalam berpikir dan bertindak. Ibarat kehidupan yang berada di persimpangan jalan. Butuh hati yang utuh dan teguh untuk tetap bersetia pada kata hati guna melalui dan melewati persimpangan tersebut dengan yakin dan percaya diri. Adapun kepercayaan adalah persoalan keteguhan dan keikhlasan dalam menghambakan diri kepada Maha Pemberi Kehidupan. Segala perilaku yang dilakukan menjadi refleksi penghormatan. Semisal, dengan mudahnya diketemukan bentukan ritual di tiap sudut kota dan pelosok. 

dok: pribadi

Potret kesabaran masyarakat Bali terpancar dari perlakuan mereka terhadap lingkungan sekitar. Alam memberikan segalanya dan kita umat manusia ditugaskan menjaga amanat yang diberikan dengan sabar dan penuh rasa syukur. Hanya manusia yang pintar bersyukur sajalah yang bisa memahami makna esensi kesabaran itu sendiri. Adapun melalui Subak yang merupakan sistem pengairan/irigasi yang menjadi kearifan lokal masyarakat Bali. Subak terkait erat dengan tata kelembagaan yang dianut dan dimiliki masyarakat Bali. Pembagian air agar adil dan merata tentunya membutuhkan tingkatan kesabaran yang mumpuni sehingga semua masyarakat dalam hal ini petani memperoleh porsi yang seragam tanpa ada satu pihak pun yang merasa dirugikan.

dok: pribadi

Seiring sejalan dengan jiwa kebersamaan yang dianut, adapun Bali memiliki lembaga keuangan diantaranya dikenal dengan sebutan Lembaga Perkreditan Desa (LPD). Lembaga keuangan ini memiliki ciri yang sangat khas sehingga memiliki aturan tersendiri dalam pengelolaannya yaitu melalui adat istiadat masyarakat Bali. Tempo hari saya berkesempatan mengunjungi LPD Desa Adat Sempidi. LPD pada dasarnya merupakan lembaga keuangan perdesaan yang berlandaskan semangat kegotongroyongan. Tujuan didirikannya LPD ialah untuk mewujudkan penyediaan layanan keuangan bagi masyarakat perdesaan khususnya di Bali. Semangat gotong royong yang ada tampak dalam tata kelola kelembagaan secara sosial dan ekonomi. Kebersamaan dalam kegotongroyongan tersebut mampu menciptakan terjadinya inklusi keuangan dalam kemasyarakatan demi mewujudkan kemanusian yang adil dan beradab. 

dok: pribadi

Besar harapan sekiranya potret pengamatan kehidupan dan perjalanan singkat di Pulau Dewata ini mampu menjadi representasi cerminan pilar jiwa Indonesia yang teguh, gigih, sabar dan senantiasa semangat bergotong royong saling membantu sesama demi terciptanya keberlanjutan peri kehidupan yang lebih baik kedepannya. Kelak, diri ini ingin sekali lagi menjejakkan kaki di bumi Maha Karya Indonesia dan kembali ke Bali untuk menelusur tata ruang dan kelembagaan ekonominya. 

Oh, Bali aku ingin kemBALI!

Cat: penulis merupakan Mahasiswa Pascasarjana IPB Bogor. Saat ini sedang terlibat dalam kerjasama dengan Kementerian Perindustrian RI untuk project One Map Policy Kewilayahan Kawasan Industri.