Selasa, 27 Desember 2022

Menggapai Asa Juragan Properti melalui Investasi Sejak Dini

Pengalaman investasi yang saya miliki terhitung sejak 16 tahun yang lalu saat usia saya 17 tahun. Ketika itu kedua orang tua saya mengalokasikan tabungan saya yang tidak seberapa jumlahnya untuk membeli sebidang tanah dengan luas sekitar 400 meter atas nama saya pribadi. Saat itu harganya sekitar Rp 30 juta dan dapat dibayangkan bahwa harga tanah tersebut saat ini pasti sudah melambung tinggi bahkan lebih dari 10 kali lipat dari harga beli pada saat itu.

Selanjutnya, seiring bertambahnya usia dan semakin dewasa maka saya terus menabung dan belajar berinvestasi pada beragam jenis produk investasi lainnya semisal emas (logam mulia dan perhiasan), bisnis/usaha, deposito bank, barang hobi (seperti kendaraan pribadi, branded bag maupun aksesoris), dan properti.

Bagi saya pribadi, properti sendiri lantas semakin menjadi pilihan apalagi ketika saya sudah bekerja dan berumah tangga serta memiliki anak. Adapun properti yang menjadi pilihan saya dan suami adalah rumah dan apartemen. Kebetulan kami berdua bercita-cita yang sama yaitu menjadi “juragan properti”. Sehingga pilihan kami untuk membeli rumah dan apartemen di usia yang terbilang muda pada saat itu yaitu di bawah 30 tahun menjadi salah satu langkah awal kami untuk menata masa depan.

Katadata Insight Center melalui hasil risetnya juga telah merilis ragam pilihan investasi yang sangat menguntungkan dan hasilnya adalah tanah maupun properti menjadi salah satu pilihan investasi yang paling banyak diminati oleh masyarakat.

Lokasi yang strategis serta bebas banjir menjadi salah satu poin utama dan penting sebelum kami memutuskan membeli properti. Semisal, apartemen yang kami miliki berlokasi di pusat Jakarta dan dekat dengan beragam fasilitas publik seperti kesehatan, pendidikan, dan pusat perbelanjaan. Sehingga akses menjadi salah satu kata kunci dalam memilih properti.

dok: pribadi

Sama halnya dengan rumah yang kami miliki, tapi agak berbeda dalam proses pembayaran dimana kami membeli apartemen secara tunai/cash, sedangkan untuk proses pembelian rumah kami membayarnya melalui Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Mengingat saya dan suami merupakan PNS maka kami mengoptimalkan program pemerintah untuk dapat memiliki hunian impian.

dok: pribadi

Bank Indonesia melansir data proporsi pembeli rumah menurut sumber pembiayaan periode Triwulan I Januari – Maret 2022 bahwasanya KPR masih tetap menjadi pilihan masyarakat untuk membeli rumah. Sedangkan tunai bertahap dan tunai menjadi sumber pembiayaan selanjutnya yang dipilih oleh masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa KPR memang mendominasi sumber pembiayaan properti di tanah air.

Presiden Republik Indonesia melalui lampiran pidato Kenegaraannya pada Agustus 2022 silam juga sudah menyampaikan bahwa KPR menjadi sasaran utama sesuai RPJMN 2020 – 2024 dimana rasio outstanding KPR terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) akan ditingkatkan dari 2,9 persen (2018) menjadi 4 persen di tahun 2024.

Di satu sisi, masyarakat tidak perlu khawatir karena pemerintah sendiri juga telah menyiapkan skema khusus bagi masyarakat agar dapat memiliki rumah impian berupa akses pemilikan rumah murah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah yang bersumber diantaranya dari alokasi APBN. PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) telah menyalurkan KPR Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang berdasarkan data terbaru telah mencapai Rp 3,52 triliun per Triwulan III tahun 2022.

Selain itu, masyarakat juga dapat mencoba alternatif investasi lainnya seperti EBA Ritel yang merupakan bagian dari instrumen Efek Beragun Aset berbentuk Surat Partisipasi (EBA – SP) yang sangat cocok sebagai instrumen investasi bagi investor muda dan pemula.

Penting untuk diketahui bahwa PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) merupakan satu-satunya penerbit EBA – SP yang diatur dalam peraturan OJK Nomor 23/POJK.4/2014. Karakteristik EBA Ritel sendiri diantaranya adalah bunga per tahun sangat kompetitif yaitu mencapai 8,75 persen, dan dana sangat likuid karena dapat dicairkan ataupun diperjualbelikan kapan saja, serta menariknya adalah minimal investasi cukup dengan Rp 100 ribu.

Saya pun melakukan simulasi dana untuk diinvestasikan sebesar Rp 10 juta melalui fitur Kalkulator EBA Ritel (cek: disini), untuk mengetahui estimasi total bunga yang diperoleh serta indikasi persentase return tahunan yang akan saya peroleh.

dok: https://www.smf-indonesia.co.id/eba-ritel

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa dengan uang Rp 10 juta yang diinvestasikan dalam EBA Ritel maka sebagai investor lump sum, saya akan memperoleh total bunga sebesar Rp 752.282, sedangkan sebagai investor reinvestasi pokok EBA maka saya akan memperoleh hasil total bunga sebesar Rp 875 ribu. Sedangkan sebagai investor reinvestasi pokok dan bunga EBA maka saya akan memperoleh total bunga sebesar Rp 904.134. Angka ini tentu sangat menggiurkan bagi para investor mengingat jika dibandingkan dengan bunga deposito akan sangat jauh berbeda dari segi keuntungan/imbal hasil berupa bunga yang diperoleh dengan nilai dana investasi yang sama yaitu sebesar Rp 10 juta.


Terdapat empat langkah mudah berinvestasi di EBA Ritel yaitu diawali dengan registrasi, pemesanan, pembayaran, lalu konfirmasi. Untuk memperoleh info lebih lanjut silahkan kunjungi laman media sosial Instagram berikut ini @ptsmfpersero dan @Inveseries.

Sekiranya kedepan melalui beragam produk investasi yang tersedia, saya dan suami dapat mewujudkan impian kami menjadi juragan properti dan terpenting mampu mengajarkan anak-anak kami untuk berinvestasi sejak dini demi mempersiapkan masa depan yang lebih baik.

Referensi:
Cat: tulisan diikutsertakan dalam lomba menulis oleh Inveseries bersama PT SMF Persero

1 komentar: