Sabtu, 11 Februari 2017

Experiential Marketing di Era Metamarket

Marketing is Everything”, tulis Regis McKenna dalam artikelnya yang dimuat di Harvard Business Review. Sungguh artikel yang inspirasional! Tapi, apa jadinya jika sesuatu yang telah menjadi segalanya tersebut ternyata berarti menjadi bukan apa-apa lagi? Hmm...

Pada 2014 silam, saya beruntung berkesempatan mengikuti MarkPlus Conference yaitu seminar Internasional di bidang pemasaran (marketing). Kegiatan tersebut diadakan di hotel berbintang di bilangan Jakarta dengan harga jual tiket jutaan yaitu berkisar Rp 1,2 juta per lembarnya serta dihadiri oleh para tim marketing yang handal di bidangnya masing-masing. Saya belajar banyak tentang ilmu pemasaran langsung dari pakarnya serta berinteraksi dengan para pelaku pemasaran tanah air maupun mancanegara.

dok: Kompasiana
Semenjak duduk di bangku kuliah saya memang pernah menggeluti bidang usaha online shop dimana pemasarannya kerap saya lakukan seorang diri. Jadi, saya berprofesi sebagai owner sekaligus tim pemasaran produk online shop yang saya tawarkan. Adapun media sosial berupa media online maupun offline memang menjadi alat pemasaran yang ampuh untuk menawarkan barang dagangan yang saya miliki di era digital seperti saat ini. Saya pun memiliki sebuah blog pribadi yang telah saya optimasikan menjadi website sehingga kerap menjadi media untuk melakukan aktivitas pemasaran.


Sebagaimana dijelaskan oleh Philip Kotler, seorang tokoh paling kompeten dalam pemasaran bahwasanya unsur-unsur utama dalam strategi pemasaran diantaranya ialah segmentasi, targeting, positioning dan diferensiasi dengan alat bantu pemasaran yang utama ialah 4P: Product, Price, Place dan Promotion. 

Melalui usaha online shop yang saya miliki, saya berupaya menerapkan strategi berupa segmentasi anak muda dengan menetapkan sasaran target yang jelas yaitu para gadis muda, aktif, mandiri dan sukses dengan karirnya. Saya juga memposisikan usaha online shop ini sebagai usaha yang tidak hanya menyediakan kebutuhan sekunder dan tersier bagi peminatnya, melainkan alternatif kado atau hadiah untuk rekanan ketika memiliki hajatan. Hal ini sekaligus menjadi bagian dari strategi diferensiasi yaitu pembeda dengan usaha online shop lainnya. Selain keunikan dan kualitas yang ditawarkan, kuantitas berupa edisi terbatas menjadikan barang-barang online shop yang saya tawarkan terkesan eksklusif.

Penggunaan alat bantu pemasaran semisal produk yang berkualitas dan eksklusif, serta harga yang terjangkau menjadi penunjang kiat pemasaran produk online shop yang saya miliki. Sedangkan untuk urusan tempat sangat mudah karena sistemnya dropship. Adapun sistem promosi kerap disesuaikan dengan event tertentu semisal hari raya, hari ulang tahun, dan lainnya. Promo diskon atau promo ”Buy 1 get 1 free” serta “Beli 4 Cuma Rp 100 ribu” seringkali digemari para konsumen yang gemar belanja online. Sehingga ini menjadi peluang usaha dan upaya promosi yang menjanjikan.

Fyi, pemasaran adalah ilmu dan seni menjelajah, menciptakan, dan menyampaikan nilai-nilai untuk memuaskan kebutuhan pasar sasaran demi laba. Jadi, tujuan pemasaran ialah: Untuk menjual apapun kepada siapa pun; Untuk menciptakan produk yang memenuhi kebutuhan yang sudah jelas dari pasar sasaran yang sudah jelas pula; dan Untuk meningkatkan standar kehidupan dan kualitas hidup.

Tapi, ada satu hal yang perlu diingat tentang jenis terburuk dari pemasaran. Philip Kotler pun mengingatkan hal yang sama bahwasanya pemasaran pada intinya ialah filosofi yang menekankan pentingnya pemahaman, pelayanan dan pemuasan akan kebutuhan konsumen. Akan tetapi praktik-praktik “ilegal” semacam iklan yang berlebihan dan/atau harga yang mengelabui dapat merusak konsep pemasaran. Jadi, tolong hindari upaya demarketing tersebut!

Seiring berjalannya waktu, kehadiran internet dan database customer telah merevolusi pemasaran. Sesuatu yang awalnya berupa pemasaran tradisional beralih menjadi pemasaran holistik yaitu perubahan dari yang dasarnya product focus menjadi customer focus, dari yang menjual produk menjadi memuaskan konsumen. Hal ini merupakan bagian dari tren pemasaran sehingga penting untuk memahami megatren pemasaran yang harus dipertimbangkan untuk masa depan. Lanskap ekonomi telah secara fundamental diubah oleh teknologi dan globalisasi. Kini pemasaran dapat bersaing dimanapun berkat internet dan perdagangan yang lebih bebas.

Gagasan Baru dalam Pemasaran

Berdasarkan sedikit pengalaman dan cerita pemasaran digital yang pernah saya lakukan maka saya rasa keterampilan terbaru yang dibutuhkan dalam pemasaran ialah tidak lagi hanya bergantung pada gugus wiraniaga, periklanan, promosi penjualan dan riset pemasaran. Melainkan juga brand – building, pemasaran dan pengumpulan database, experiential marketing alias pemasaran berbasis pengalaman, serta analisis profitabilitas baik berdasar produk, segmen, saluran maupun konsumen.

Nah, apa itu experiential marketing?

Pastinya pemasar perlu memikirkan lebih lanjut tentang merancang dan memberikan pengalaman positif pada konsumen, alih-alih hanya sekedar menjual produk atau jasa. Hal ini berarti pemasar harus berpikir dengan kacamata pengalaman konsumen ketika mereka mendapatkan suatu produk atau jasa serta melihat bagaimana semua hal tersebut dapat menghasilkan simulasi dari pengalaman mereka tersebut. Sama halnya dengan yang dilakukan oleh ABAH Digital Marketing Specialist yang berupaya memberikan informasi yang “real – time” terhadap praktik pemasaran. ABAH selaku spesialis di bidang pemasaran digital marketing Jakarta memberikan layanan diantaranya jasa penulis artikel murah dan/atau jasa penulis online, serta masih banyak lagi.

dok: https://twitter.com/abah_DMS
ABAH memberikan jaminan dan gambaran bahwa akan tiba masa ketika sekian banyak pemasaran dilakukan dengan basis real – time battlefield dengan data kuantitatif yang ditarik dari pasar dan dianalisis melalui berbagai program pendukung keputusan pemasaran dengan respon terkalkulasi yang disimulasikan dan kemudian diterapkan di lapangan.

Lantas hal inilah yang kemudian disebut: METAMARKET. Yaitu sesuatu hal yang memfasilitasi semua kegiatan yang tercakup dalam upaya memperoleh sebuah item untuk digunakan atau dikonsumsi. ABAH memfasilitasi semua hal tersebut hingga konsumen pun bisa memperoleh informasi tentang semua produk yang dibutuhkan. Digital marketing atau internet marketing yaitu pemasaran melalui internet/digital merupakan salah satu dari bidang aplikasi pemasaran. Tentunya sudah sangat jelas bahwa dampak internet terhadap pemasaran ialah merevolusi praktik dan efisiensi bisnis. Majulah pemasaran digital dalam negeri!

Cat: tulisan diikutsertakan dalam ABAH Blog Writing Competition


2 komentar:

  1. Kalau saya paling lewat socmed seperti facebook dengan fanspagenya, kemudian lewat artikel di blog juga saya bisa karena itu paling mudah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mas amir. Media pemasaran via medsos plg ampuh. Selain murah meriah dan terkadang lgs menyasar segmen pasar. Makasi mas :)

      Hapus