Kamis, 21 Desember 2017

Siapa Bilang Rupiah Tidak Bernilai? Di Thailand Laku, Kok!

dok: pribadi
“Aku cinta Rupiah, biar Dollar dimana-mana
Aku suka Rupiah, karena aku anak Indonesia
Aku cinta Rupiah, biar Dollar merajalela
Aku suka Rupiah, karena ku tinggal di Indonesia...”

Para Generasi Y pasti tidak asing lagi dengan lirik lagu anak-anak yang satu ini. Ya, lagu berjudul “Aku Cinta Rupiah” ini dinyanyikan oleh mantan penyanyi cilik era tahun 90-an, Cindy Cenora. Disinyalir lagu ini populer saat kurs Rupiah terpuruk di tahun 1998 dan Indonesia dilanda krisis moneter. Lagu “Aku Cinta Rupiah” ciptaan Tonny Hawaii ini seakan berhasil menggerakkan rasa cinta masyarakat Indonesia terhadap Rupiah melalui karya seninya.

Tentu belum lekang dari ingatan ketika pada tahun 1997 nilai tukar rupiah terdepresiasi 128,7 persen menjadi Rp 5.403 per dolar AS dari posisi akhir tahun 1996. Pelemahan rupiah ini merupakan yang terdalam sepanjang sejarah. Kemudian diikuti pada tahun 1998 juga terdepresiasi 48 persen saat terjadi krisis finansial Asia atau yang sering disebut dengan krisis moneter. Indonesia pernah menghadapi masa-masa sulit tersebut dan berhasil melaluinya!

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) melansir bahwa arti kata “Cinta” adalah suka sekali; sayang benar. Oleh karenanya ketika pemerintah dalam hal ini Bank Indonesia berupaya untuk menggalakkan "Gerakan Cinta Rupiah" ialah tentang bagaimana caranya kita menyukai dan menyayangi mata uang Rupiah yang merupakan mata uang negara Republik Indonesia.

Bagaimana cara mencintainya? INGAT 5 JANGAN!

dok: bi.go.id
dok: bi.go.id
Presiden Republik Indonesia, Bapak Joko Widodo bahkan dalam lampiran pidato kenegaraan dalam Rangka HUT ke-72 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada Agustus 2017 silam menyebut kata Rupiah sebanyak 31 kali. Begitupun di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, kata Rupiah disebutkan sebanyak 215 kali.

Berdasar capaian utama pembangunan di bidang ekonomi makro, stabilitas makroekonomi yang kuat diantaranya ditunjukkan oleh nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat (USD) yang stabil. Bidang moneter juga menunjukkan bahwa peningkatan stabilitas ekonomi terlihat dari penguatan nilai tukar Rupiah yang mencerminkan fundamental ekonomi. Posisi nilai tukar Rupiah terhadap USD mulai tahun 2015 sampai dengan Juni 2017 cenderung mengalami apresiasi. Jika dilihat dari pergerakannya, selama tahun 2016 nilai tukar Rupiah terhadap USD cenderung menguat. Memasuki awal tahun 2017 nilai tukar Rupiah melanjutkan penguatannya.

dok: databoks.katadata.co.id
Selain itu berdasarkan data penguatan Rupiah terhadap dolar AS diantaranya oleh Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) yang menampilkan nilai tukar rupiah menguat 130 poin ke posisi Rp 13.154 dari penutupan sebelumnya Rp 13.284 per dolar AS. Tapi, apresiasi nilai tukar Rupiah masih tertinggal dibandingkan dengan mata uang Asia lainnya seperti bath Thailand, dolar Singapura, maupun yen Jepang, tapi lebih baik dari peso Filipina dan dolar Hong Kong yang justru mengalami depresiasi. 

dok: databoks.katadata.co.id
Lantas, apakah benar Rupiah kemudian menjadi termasuk mata uang yang paling tidak bernilai di dunia?

Hmm, anggapan tidak bernilai kerap dialamatkan dikarenakan suatu mata uang memiliki nilai tukar sangat rendah terhadap Dollar Amerika Serikat (AS). Di satu sisi hal ini tidak sepenuhnya benar karena kuat ataupun lemahnya suatu mata uang biasanya dipengaruhi oleh faktor fundamental makroekonomi suatu negara. Diantaranya, defisit neraca perdagangan, suku bunga rendah, jumlah utang maupun kondisi ekonomi politik suatu negara. Berdasatkan data mata uang Indonesia (IDR) memang berada pada peringkat kelima terendah. Tapi, hal tersebut tentu tidak serta merta membuat Rupiah menjadi tidak bernilai!

Pada Mei 2017 silam, saya berkunjung ke ibukota Thailand yaitu Bangkok. Kota yang dikenal sebagai “Kota Malaikat” di Thailand ini memiliki beberapa kawasan wisata diantaranya Wat Arun. Kawasan candi Buddha yang terletak di distrik Bangkok Yai, tepat di barat hulu sungai Chao Phraya beralamat di 158 Thanon Wang Doem, Khwaeng Wat Arun, Khet Bangkok Yai, Krung Thep Maha Nakhon 10600, Thailand ini menarik minat para wisatawan baik lokal maupun mancanegara. 

Berpose di Wat Arun Bangkok Thailand (dok: pribadi)
Menariknya, ketika berkunjung ke Wat Arun kami disambut hangat oleh penduduk lokal yang fasih berbahasa Indonesia dengan dialek Thai mereka yang kental. Kami ditawarkan jasa foto dengan mengenakan pakaian adat Thailand. Bahkan, kami diperkenankan membayar biaya jasa foto tersebut menggunakan uang Rupiah dan bukannya Baht, mata uang Thailand. Wah! 

Saya lantas semakin percaya bahwa Rupiah masih bernilai dan oleh karenanya saya semakin mencintai Rupiah! Berkenaan dengan hal tersebut, patut diakui bahwa selama tahun 2016 di bawah pemerintahan Presiden Jokowi, nilai tukar rupiah bergerak positif pada level 2,41 persen. Besaran tersebut tergolong tertinggi dibanding nilai tukar mata uang lain di Asia. Fundamental makroekonomi yang cukup bagus mampu menopang penguatan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sepanjang tahun 2016. 

dok: databoks.katadata.co.id
Dari sisi internal, penguatan nilai tukar Rupiah ditopang oleh membaiknya stabilitas makroekonomi domestik dan persepsi positif pasar terhadap perekonomian Indonesia, terutama setelah meningkatnya rating investasi Indonesia yang semula BB+ (non investment grade) menjadi BBB- (investment grade). Selanjutnya, penguatan nilai tukar Rupiah masih dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu membaiknya indikator ekonomi global, menurunnya defisit transaksi berjalan serta meningkatnya surplus transaksi modal dan finansial.

dok: databoks.katadata.co.id
Kenaikan peringkat Indonesia menjadi BBB- oleh lembaga pemeringkat Standard&Poor’s sehingga masuk ke level layak investasi dari sebelumnya masuk kategori junk bond merupakan angin segar. Kenaikan ini menyusul dua lembaga pemeringkat global lainnya yang telah memasukkan Indonesia ke level investment grade, yakni Moody’s Investor Services dan Fitch Ratings. Dengan masuknya Indonesia ke level layak investasi dapat mendorong masuknya aliran dana asing ke pasar finansial domestik karena risiko investasi di Indonesia dianggap semakin menurun.


Selain nilai tukar Rupiah yang cenderung menguat, fluktuasi nilai tukar Rupiah juga cenderung stabil. Fluktuasi nilai tukar Rupiah yang cenderung stabil di awal tahun 2017 didorong oleh stabilitas ekonomi domestik yang juga cenderung stabil. Kendati demikian, pemerintah dan Bank Indonesia perlu mengantisipasi kondisi yang ada dan memperkuat kerja sama internasional untuk menjaga kepercayaan terhadap Rupiah.

dok: databoks.katadata.co.id
Adapun intervensi kerap dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) untuk mampu menyelamatkan rupiah sehingga tidak terpuruk cukup dalam. Di transaksi pasar spot nilai tukar rupiah sempat melemah hingga di atas Rp 13.800 per dolar Amerika Serikat (AS). Namun penjagaan yang dilakukan bank sentral mampu meredam fluktuasi nilai tukar rupiah di pasar uang. Selain itu upaya menggalakkan "Gerakan Cinta Rupiah" menjadi satu bentuk intervensi dan bukti kecintaan terhadap mata uang Rupiah guna menumbuhkan rasa bangga terhadap tanah air Indonesia. Yuk, jaga Rupiah kita dengan menggunakannya pada setiap transaksi! Ayo bersama-sama menjaga kestabilan nilai tukar Rupiah dan bangun kepercayaan dunia terhadap Rupiah kita. Kalau bukan kita yang cinta Rupiah lantas siapa lagi?

Berpose di Museum Bank Indonesia, Jakarta (dok: pribadi)

Referensi: 

2 komentar:

  1. Wah..pengalaman di thailand seru ya..sebenarnya di luar negeri ada beberapa negara yang masih mau menerima uang rupiah. Di vietnam masih mau, di.arab juga. Hanya uang yang diterima yang nominalnya besar seratus ribuan gitu...jadi rupiah masih berharga, dan akan selalu berharga. Terutama bagi kita sebagai warga Indonesia...salam kenal mbak...:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul mba sapti! Rupiah tidak hanya bernilai pun sangat berharga oleh karenanya mari kita cintai Rupiah. salam kenal jg mba sapti terimakasih sudah mampir :)

      Hapus